Doa Tolak Balak

Jumat, 19 November 2010

Doa Tolak Balak

بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut nama allah yang maha pemurah lagi mmaha penyayang
اللهم ادفع عناالغلاءوالبلاء والوباء والفحشاء والمنكر والسيوف المختلفة والشدائد والمحن ماظهر منها ومابطن من بلدنا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة انك على كل شيئ قدير
Ya Allah hindarkanlah kami dari resesi ekonomi , musibah, penyakit, kekejian, kemungkaran dan bencana yang timbul karena perang, kesulitan kesulitan dari berbagai petaka baik yang lahir maupun yan batin dari negeri kami khususnya atau dari negeri kaum muslimin pada umumnya, sesungguhnya enkau maha kuasa atas segala sesuatu.

Sejarah Ilmu Nahwu

 Sejarah Muncul nya Ilmu Nahwu (Tata Bahasa Arab) 

Banyak hal yang menyebabkan ilmu nahwu disusun. Secara umum sebab nya adalah seputar  kekeliruan orang-orang arab pada bahasa mereka yang disebabkan bercampurnya mereka dengan orang-orang ‘ajam (non arab) yang masuk islam sehingga mempengaruhi tata bahasa mereka. Diantara penyebab utama disusunnya ilmu nahwu adalah:
1. Pada masa Rasulullah diriwayatkan bahwa ada seseorang yang keliru bahasanya, maka Rasulullah bersabda: “ Bimbinglah saudura kalian ini.. Sesungguhnya dia tersesat”
 
2. Berkata Abu Bakar Ash Shidiq: “Aku lebih menyukai jika aku membaca dan aku terjatuh daripada aku membaca dan aku keliru”
 
3.Pada masa Umar bin Khattab, bahasa yang keliru di kalangan orang arab semakin menjamur. Hal ini disebabkan karena perluasan daerah kekuasaan Islam sehingga banyak orang-orang ‘ajam yang masuk islam. Diantara kesalahan-kesalahan yang terjadi:

1. Umar melewati suatu kaum yang buruk lemparan (tombak) nya maka beliau mencela mereka. Mereka pun menjawab:
إِِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّمِيْنَ

(Makna yang mereka inginkan adalah: “sesungguhnya kami adalah kaum terpelajar”. Akan tetapi mereka keliru karena  yang benar إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّمُوْنَ dengan merofa’kan kata “مُتَعَلِّمِيْنَ”)

Umar berpaling dari mereka karena marah dan berkata:”Demi Allah kesalahan kalian pada lisan kalian lebih berat menurutku daripada kesalahan kalian pada lemparan (tombak) kalian“.

2. Abu musa Al Asyari mengirimkan surat kepada amirul mukminin Umar bin Khathab yang tertulis di situ kalimat
مِنْ اَبُوْ مُوْسَى إِلَى أَمِيْرِ المُؤْمِنِيَْنَ عُمَرٍ بْنِ الخَطَّابِ

(Dari abu musa kepada Amirul mukminin Umar bin Khathab. Namun secara kaidah bahasa, kalimat yang tepat مِن اَبِيْ مُوْسَى dengan menjarkan kata “اَبُوْ”)

Umar membalas surat tersebut dengan: “Sebaiknya kau cambuk Juru tulis mu (karena keliru)”. Juru tulisnya adalah Abul Hushain Al Anbary.

3. Seorang laki-laki dari gurun (badui) masuk Islam dan meminta diajarkan sesuatu dari Al Quran. Kemudian seorang kaum muslimin membacakan awal surat At Taubah:


“Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu ; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”( At Taubah : 3)

Akan tetapi orang tersebut membacanya sebagai berikut:

أَنَّ اللّهَ بَرِيءٌ مِنَ المُشْرِكِيْنَ وَرَسُوْلِهِ
 
Yaitu dengan mengkasrahkan kata رَسُوْلُ”” sehingga artinya berubah menjadi “bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin dan RasulNya.”

Berkatalah orang badui tersebut: “Apakah benar bahwa Allah berlepas diri dari Rasul Nya?  Demi Allah aku akan berlepas diri dari orang yang Allah berlepas diri darinya.” Ketika Umar mengetahui hal tersebut, ia mengutus seseorang ke orang tersebut dan membenarkan bacaannya dan Ia berseru kepada manusia:”Hendaknya seseorang tidak membaca Al Quran kecuali ia mengetahui bahasa Arab”.

Ini adalah beberapa contoh kekeliruan-kekeliruan yang terjadi pada orang-orang arab disebabkan bercampurnya mereka dengan orang-orang non-Arab.  Kekeliruan ini tidak bisa dibiarkan karena dapat merusak pemahaman kaum muslimin terhadap Al Quran sebagaimana contoh yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, ilmu nahwu disusun agar memudahkan seseorang dalam mempelajari kaidah-kaidah bahasa Arab sehingga tidak keliru dalam memahami kalimat bahasa Arab.

Pencetus Ilmu Nahwu

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama nahwu tentang siapa pencetus ilmu nahwu. Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa pencetus ilmu nahwu adalah:
Amirul mu’minin Ali bin Abi Thalib
Abul Aswad Ad Du’aly atas perintah dari Khalifah Umar bin Khathab
Abul Aswad Ad Du’aly atas perintah Khalifah Ali bin Abi Thalib atau atas perintah Ziyad, pemimpin Bashrah atau Abul Aswad sendiri yang mencetuskan nya yang dipicu oleh percakapan antara beliau dan anak perempuan nya. Berkata anaknya: “wahai ayahku.. مَا أَحْسَنُ السَّمَاءِ (Apa yang paling indah dari langit?)” – dengan merofa’kan (membaca dhammah)  kata ” أَحْسَنُ ” dan menjarkan (membaca kasrah) kata “السَّمَاءِ“ . Beliau pun menjawab:”Bintang-bintangnya”. Anaknya pun berkata:”Aku bukannya bertanya wahai ayah.. tetapi aku sedang merasa takjub..”. Belaiu pun menjawab:“Kalau begitu seharusnya yang kamu ucapkan adalah.. مَا أَحْسَنَ السَّمَاءَ (betapa langit yang indah!)” – dengan membaca fathah kata “أَحْسَنَ ” dan “السَّمَاءَ “.
Abdurrahman bin Humuz Al A’raj
Nashr bin ‘Ashim Al Laitsy

Pendapat yang paling kuat dari pendaat-pendapat di atas adalah pendapat yang menyebutkan bahwa pencetusnya adalah Abul Aswad Ad Du’aly atas perintah dari Khalifah Ali Bin Abi Thalib ketika terjadi banyak kekeliruan orang arab terhadap bahasa nya sendiri khususnya kekeliruan mereka dalam membaca Al Quran dan Hadits.
Begitulah sejarah lahir nya ilmu nahwu dimana bisa kita baca dengan jelas bahwa tujuan utamanya adalah agar kaum muslimin dapat membaca Al Quran dan Hadits dengan benar sehingga bisa memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“”Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf : 2)

Imam Syafi’i rohimahulloh berkata, “Manusia tidaklah menjadi bodoh dan berselisih kecuali ketika meninggalkan bahasa Arab dan cenderung kepada bahasa Aristoteles (bahasa orang barat).” [Siyaru A’lamin Nubala, 10/74]
Benarlah perkataan penyair yang berkata:
النَّحْوُ أَوْلَى أَوَّلاً أَنْ يُعْلَمَ..  إِذْ الكَلاَمُ دُوْنَةُ لَنْ يُفْهَمَ..
(Ilmu nahwu adalah hal pertama yang paling utama untuk dipelajari.. karena perkataan tanpanya, tak dapat dipahami..)

* Disarikan dari Diktat Kuliah Ilmu Nahwu, Universitas Al Madinah Internasional (MEDIU)

Penggunaan Software At Tashil

Kamis, 18 November 2010

Melanjutkan Aplikasi Software At Tashil yang telah diposting dihalaman lain.
Cara penggunaan aplikasi At Tashil sangat mudah, langkah pertama adalah menjalankan aplikasi At Tashil yang sudah terinstal pada komputer anda, kemudian ikuti langkah-langkah berikut ini :

1. Pilihlah menu Pembagian Waris.
2. Setelah itu masukan jumlah harta yang akan diwariskan pada kotak Jumlah Harta Waris.
3. Masukan jumlah ahli waris yang masih hidup pada kolom Jumlah Orang yang berwarna merah atau hijau.
4. Kemudian tekan tombol Hitung.

Maka aplikasi secara otomatis akan menghitung pembagian waris yang hasilnya akan ditampilkan pada kolom-kolom yang telah ditentukan

Sofware Al Warits At-Tas-hil

At-Tas-hil, sebuah software hitung waris berdasarkan syariat Islam. Software ini dibuat untuk membantu umat Islam dalam menghitung bagian waris berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Software ini terdiri dari 3 modul, diantaranya adalah Bagan Ahli Waris, Perincian, dan Ringkasan Ilmu Waris.


Modul Bagan Ahli Waris digunakan untuk memasukkan daftar dan jumlah ahli waris yang masih hidup. Hasilnya dapat anda lihat pada modul Perincian. Didalam modul Ringkasan Ilmu Waris anda dapat melihat hukum-hukum waris yang disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nissa ayat 11, 12 dan 176

Perombakan cukup signifikan pada alur pembuatan kasus waris. Pada versi terbaru ini, pengguna diminta memasukkan satu-per-satu ahli waris sesuai statusnya, atau melalui diagram silsilah nasab. Diagram silsilah nasab inilah yang menjadi terobosan di versi ini. Karena orang yang hendak menghitung waris biasanya bingung dan salah paham dalam menentukan status ahli waris, apakah ia sebagai saudara sekandung, saudara sebapak, paman sebapak, paman sekandung, saudara seibu, dll. Dengan diagram ini segalanya menjadi jelas dan mudah.


At Tashil 4.0 kini mendukung tiga bahasa, Arab, Indonesia dan bahasa Inggris. Sehingga aplikasi ini juga bisa bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang hanya menguasai bahasa-bahasa tersebut. Secara umum, kelebihan At Tashil versi 4 adalah sebagai berikut:
Sudah menjangkau masalah yg lbh rumit dari versi 3.x spt aljadd wal ikhwah, radd, dll.
Mendukung tiga bahasa: Arab, Indonesia dan Inggris.
Fitur bagan silsilah nasab, untuk memudahkan menentukan status dalam pembagian waris.
Kasus dapat disimpan agar dapat di-load kembali di masa mendatang.
Memperbaiki kesalahan untuk kasus 1 istri, 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, pada versi sebelumnya.

Download Software ini di link ini Kaisan Soft
Cara penggunaanya lihat disini

Syair Arab Islam

Video Syair Ghuraba ( غُرَبَاء ) - Orang yang terasing



غُرَبَاء
Orang yang terasing

غُرَبَاء…….
غُرَبَاء وَلِغَيْرِ اللَّهِ لاَ نَحْنِي الجِبَاه

ghuraba..
Kami (ghuraba) tidak bersujud kepada selain Allah..

غُرَبَاء وَارْتَضَيْنَهَا شِعَارًا لِلْحَيَاة
ghuraba..
Kami telah rela memilihnya sebagai jalan hidup..

اِن تّسَل عَنَّا فَإِنّا لاَ نُبَالِي بِالطُّغَاة

Jika kalian bertanya kepda kami, Sungguh kami tidak takut kepada tirani..

نّحْنُ جُنْدُ اللَّهِ دَوْمًا دَرْبُنَا دَرْبُ الاُباة
Selamanya kami tentara Allah.. Jalan Kami adalah jalan yang dilindungi..

غُرَبَاء…….
لَنْ نُبَالِي بِالْقُيُود بَلْ سَنَمْضِي لِلْخُلُوْد

Kami tidak peduli dengan belenggu.. Bahkan Kami akan terus melanjutkan selamanya..

فَلْنُجَاهِد وَنُنَاضِل وَنُقَاتِل مِنْ جَدِيد
Maka mari kita berjihad, bertempur dan berperang sedari awal..

غُرَبَاء هَكَذَا الاَحْرَارُ فِي دُنْيَا العَبِيْد
Ghuraba..adalah orang-orang yang merdeka di dunia yang diperbudak..

غُرَبَاء……
كَمْ تَذَاكَرْنَا زَمَانًا يَوْمَ كُنَّا سُعَدَاء

Seberapa kali kami ingat, hari ketika kami merasa bahagia…

بِكِتَابِ اللَّهِ نَتْلُوْهُ صَبَاحًا وَمَسَاء
Demi KItab Allah, yang kami baca di waktu pagi dan sore hari..

Syair - Syair Islam

Video Syair Ghuraba ( غُرَبَاء ) - Orang yang terasing


غُرَبَاء
Orang yang terasing

غُرَبَاء…….
غُرَبَاء وَلِغَيْرِ اللَّهِ لاَ نَحْنِي الجِبَاه

ghuraba..
Kami (ghuraba) tidak bersujud kepada selain Allah..

غُرَبَاء وَارْتَضَيْنَهَا شِعَارًا لِلْحَيَاة
ghuraba..
Kami telah rela memilihnya sebagai jalan hidup..

اِن تّسَل عَنَّا فَإِنّا لاَ نُبَالِي بِالطُّغَاة

Jika kalian bertanya kepda kami, Sungguh kami tidak takut kepada tirani..

نّحْنُ جُنْدُ اللَّهِ دَوْمًا دَرْبُنَا دَرْبُ الاُباة
Selamanya kami tentara Allah.. Jalan Kami adalah jalan yang dilindungi..

غُرَبَاء…….
لَنْ نُبَالِي بِالْقُيُود بَلْ سَنَمْضِي لِلْخُلُوْد

Kami tidak peduli dengan belenggu.. Bahkan Kami akan terus melanjutkan selamanya..

فَلْنُجَاهِد وَنُنَاضِل وَنُقَاتِل مِنْ جَدِيد
Maka mari kita berjihad, bertempur dan berperang sedari awal..

غُرَبَاء هَكَذَا الاَحْرَارُ فِي دُنْيَا العَبِيْد
Ghuraba..adalah orang-orang yang merdeka di dunia yang diperbudak..

غُرَبَاء……
كَمْ تَذَاكَرْنَا زَمَانًا يَوْمَ كُنَّا سُعَدَاء

Seberapa kali kami ingat, hari ketika kami merasa bahagia…

بِكِتَابِ اللَّهِ نَتْلُوْهُ صَبَاحًا وَمَسَاء
Demi KItab Allah, yang kami baca di waktu pagi dan sore hari..

Video Animasi Doa

الدعاء سلاح المؤمن - واه حاكم و ابو يعلى
Do’a merupakan senjata orang mukmin

Sebagai seorang muslim, sepantasnya kita selalu  mempergunakan doa yang senantiasa menyelimuti kegiatan - kegiatan kita dalam kehidupan sehari - hari. Dari mulai bangun tidur sampai berangkat tidur lagi. Islam sangat menganjurkan dengan sering membaca doa dan berniat didalam hati dengan niat karena Allah SWT sebagai ibadah. الدعاء هوالعبادة - رواه ابو داود و ترمذى (Doa adalah ibadah)
FainsyAllah Allah akan selalu memberikan Rahmat dan ke Ridhaan apapun yang kita lakukan. Allah berfirman dalam Surat Al Ghofir 60.

وقال ربكم ادعونى استجبلكم ان اللذين يستكبرون عن عبادتى سيدخلون جهنم داخرين
"Dan Allah berfirman; mintalah kepadaKu pasti akan Aku beri, sesunggguhnya orang yang sombong dari hambaKu akan masuk kedalam neraka jahannam dengan perasaan hina."

Disini terdapat Video Animasi Doa - doa penting untuk pendidikan anak - anak ataupun diri kita :

Kisah Semut dan Nabi Sulaiman AS

Kisah 1:
Kerajaan Nabi Sulaiman AS dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman AS mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda Sulaiman AS kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.

Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman AS melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman AS kemudian mendengar sang semut mulai berdo'a memohon kepada Allah SWT penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah SWT. Mendengar do'a si semut maka Baginda Sulaiman AS kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "kita segera pulang, sebentar lagi Allah SWT akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah SWT telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan

Kisah 2:
Suatu hari Baginda Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman AS bertanya kepada si semut, hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

Renungan Musibah

Oleh Hasan Basri al-Mardawy

MUSIBAH artinya segala sesuatu yang menimpa manusia. Musibah merupakan ujian iman bagi setiap mukmin. Salah satu bentuk musibah adalah kematian. Kematian akan menimpa siapa saja. Apabila ajal telah tiba maka kematian pasti datang, tanpa mengenal usia. Karena itu, musibah kematian merupakan ketetapan Allah yang berlaku untuk semua makhluk-Nya, tanpa kecuali manusia.
Sehubungan dengan ini, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ketika manusia berumur 120 hari dalam kandungan ibunya, Allah mengutus Malaikat-Nya untuk meniupkan ruh ke dalam jasad manusia, dan pada saat itu pula ditetapkan empat hal: rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia. Berdasarkan hadis ini, maka dapat dipahami bahwa ajal setiap manusia sudah ditetapkan sejak manusia masih berada dalam kandungan ibunya.

Selanjutnya, dalam surat Ali Imran ayat 180, Allah SWT menegaskan bahwa Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati: Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, sesungguhnya pada Hari Kiamat nanti akan disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka ia telah berhasil (sukses); kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.

Manusia adalah makhkuk yang terdiri dari jiwa dan raga. Oleh sebab itu, manusia akan mengalami kematian begitu ajal yang telah ditetapkan itu tiba. Ketika ajal sudah tiba, tidak ada yang dapat mempercepat dan mengundurkannya sedetik pun jua, sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 61. Pengertian Ajal dalam ayat ini adalah batas akhir kehidupan. Sebab itu, ajal merupakan rahasia Allah yang tidak diberitahukan kepada manusia. Maka ketika seseorang meninggal dunia berarti janji Allah sudah tiba, dan kematian seseorang merupakan takdir atau ketentuan yang tak dapat dielakkan. Dalam kaitan dengan ajal, Allah menyatakan dalam surat al-Munafiqun ayat 11: Allah tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila ajalnya sudah datang; dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Mungkin saja penyebab kematian itu banyak, namun mati itu satu, yaitu berpisahnya ruh dari jasad (tubuh). Perpisahan antara ruh dan jasad inilah yang disebut mati (al-mawt). Dalam al-Qur’an terdapat 145 kata al-mawt (kematian), dan 145 kata al-hayah (kehidupan). Ini menandakan bahwa ada keseimbangan antara kehidupan dan kematian. Allah menciptakan keseimbangan ini bukan tanpa tujuan.

Mengenai tujuan utama diciptakan kematian dan kehidupan dijelaskan dalam surat Al-Mulk ayat 2: Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji manusia siapa di antara manusia itu yang paling bagus kualitas amalnya. Jadi, adanya kehidupan dan kematian itu merupakan ajang kompetisi amal di kalangan umat manusia.

Manusia yang cerdas adalah manusia yang memiliki kulitas amal terbaik sebagai persiapan menuju negeri Akhirat. Maka, kehidupan dunia pada hakikatnya adalah persiapan amal salih dengan cara berlomba-lomba berbuat kebaikan menurut profesi dan keahlian masing-masing. Semakin bagus amal seseorang, maka semakin tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Berbahagialah orang-orang yang melakukan kebaikan dan amal salih dalam kehidupannya.

Kehidupan adalah ujian. Setiap orang beriman pasti akan menghadapi ujian dari Allah. Manusia yang paling hebat dan paling kuat menghadapi ujian dari Allah adalah para rasul. Setiap kali lulus dari ujian, mereka ditingkatkan derajat ke peringkat yang lebih tinggi. Karena itu, setiap orang beriman juga menghadapi ujian meskipun tidak seberat ujian yang pernah dihadapi para rasul. Setiap mukmin yang mendapat ujian dari Allah menjadi pertanda bahwa Allah mencintainya dan meningkatkan derajat imannya serta diberikan pahala di sisinya. Karena itulah, Rasulullah SAW sangat mengagumi orang mukmin, “Hebat sekali orang mukmin, ketika ia mendapat nikmat maka ia bersyukur kepada Allah; dan pada saat musibah menimpanya maka ia bersabar.”

Atas dasar ini, terdapat korelasi positif antara rasa syukur dan sabar. Ketika kita bersyukur kepada Allah, maka Allah menambahkan nikmat-Nya kepada kita. Dan ktika musibah menimpa kita, maka kita meningkatkan kesabaran sehingga Allah menambahkan pahala untuk setiap orang yang sabar. Dengan demikian, orang beriman selalu berada dalam kondisi penuh ketenangan (sakinah) dan kasih sayang (rahmah) baik di saat suka maupun duka.

Lebih lanjut, Allah menjelaskan tentang bentuk-bentuk ujian yang diberikan kepada orang-orang beriman: Dan sesungguhnya Kami menguji kamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, kehilangan jiwa-raga, dan kekurangan hasil panen; maka sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Mereka itulah yang mendapat keselamatan dan rahmat dari Allah; dan mereka akan mendapat hidayah (Al-Baqarah: 155-157).

Ayat tersebut mengandung pesan untuk setiap mukmin dalam menghadapi ujian atau cobaan dari Allah. Ada lima sikap positif bagi seorang mukmin ketika mendapat musibah: pertama, meyakini bahwa musibah itu merupakan takdir dan ujian dari Allah; kedua, rela menerima takdir dan musibah dengan mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un; ketiga, meningkatkan kesabaran setiap kali mendapat musibah; keempat, orang yang sabar dicintai Allah; dan kelima, meyakini bahwa Allah akan memberikan keselamatan, kebahagiaan, pahala, rahmat, dan hidayah kepada orang-orang yang sanggup bersabar dalam menghadapi musibah.

Karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berdo’a ketika mengalami ujian atau musibah dari Allah: Allahumma ajirni fi musibati wakhlufli khairan minha (ya Allah, berilah pahala kepadaku dalam musibahku ini; dan gantikan musibah ini dengan ganjaran yang lebih baik). Kemudian, Rasulullah SAW mengatakan, siapa saja yang membaca do’a ini ketika ditimpa musibah, maka Allah akan menggantikan musibah itu dengan kebaikan, rahmat, dan hidayah. Dan Allah akan menganti apa yang telah diambil-Nya dengan yang lebih baik. Jadi, orang yang mampu bersabar dan meningkatkan amal ibadah dalam kondisi musibah, maka Allah akan memberikan kejayaan dan kesuksesan dalam hidupnya.

Membangun sikap positif itu sangat penting untuk meraih kesuksesan di dunia dan di Akhirat. Islam mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif baik kepada Allah maupn kepada sesama manusia. Sebab itulah Islam melarang manusia bersikap negatif kepada Allah dan manusia. Bahkan, menurut al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12, sebagian sikap negatif (su’uzh zhan) itu merupakan dosa. Hai orang-orang beriman, jauhilah prasangka negatif, karena sebagian prasangka negatif itu adalah dosa …

Orang yang memiliki sikap positif dalam menjalani kehidupannya akan mendapat pencerahan hati dan kelembutan jiwa serta dicintai oleh Allah dan manusia. Maka, sikap positif atau positive thinking merupakan tipikal orang beriman; dan dengan itu ia akan mencapai kemajuan dan meraih kesuksesan. Ada Lima sikap positif yang paling penting untuk ditumbuhkembangkan dalam menghadapi ujian hidup atau musibah adalah:

• Ikhlas
• Sabar
• Tawakkal
• Ridha
• Istiqamah

Ikhlas merupakan kunci segala amal. Setiap amal yang dilandasi keikhlasan akan mendapat pahala dari Allah. Begitu pula ikhlas dalam menghadapi musibah, menerima musibah dengan tulus dan lapang dada, tanpa menimbulkan penyesalan dan ratapan; menerima kehendak Allah dengan sepenuh hati. Maka, Allah akan memberikan balasan terbaik kepada orang yang menerima musibah secara ikhlas. Dalam keikhlasan itu ada kesabaran; Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Sabar dalam ketaatan, sabar dalam amar makruf nahi munkar, sabar dalam menjauhi perbuatan dosa, dan sabar dalam menghadapi musibah.

Selain sabar, tawakkal adalah satu sikap yang paling utama, yaitu menggantungkan harapan pada Allah semata karena Dia lah yang maha kuasa untuk melakukan segalanya; dan Dia juga yang akan memberikan kekuatan dan keselamatan kepada hamba-Nya. Hakikat tawakkal adalah menyerahkan segala persoalan yang tidak sanggup kita hadapi dan selesaikan kepada Allah setelah berupaya secara maksimal. Setelah kita bertawakkal, maka kita tanamkan sikap ridha atau perasaan puas karena kita telah menerima sepenuhnya takdir Allah, tanpa menyalahkan siapa pun atau kondisi apa pun.

Pada prinsipnya, setiap musibah sudah dtetapkan oleh Allah sejak zaman azali, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Hadid ayat 22-23: Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam Kitab (di Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakan bumi; sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah. Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu; dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.

Sikap yang kelima adalah istiqamah. Istiqamah artinya kokoh atau teguh prinsip. Orang yang memiliki sikap istiqamah tidak akan goyah imannya dan tidak akan lemah jiwanya dalam menghadapi musibah atau bencana. Orang yang istiqamah tidak akan mengalami stress dan tidak frustrasi dalam hidupnya karena ia senantiasa dibimbing oleh Allah. Karena itulah, Allah berjanji akan memberikan kekuatan kepada orang yang bersikap istiqamah. Bagi orang yang bersikap istiqamah diberikan sikap keberanian, pengampunan, dan surga. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka bersikap istiqamah, maka malikat akan turun kepada mereka sambil mengatakan: “Janganlah kamu merasa takut dan jangan bersedih; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu (Fushshilat: 30).

Demikianlah renungan kita pada hari ini, atas berpulangnya ke rahmatullah, saudara kita, semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kesabaran kepada keluarganya atau ahli musibah. Kita do’akan semoga Allah SWT mengampuni dan mencurahkan rahmat-Nya kepada hamba yang telah dipanggil ke hadirat-Nya dan kepadanya diberikan tempat terhormat dan terindah, yaitu surga yang penuh kenikmatan.

Semoga kepulangannya kepada Allah mendapat sambutan hangat dari Allah yang Maha Kuasa, seperti diungkapkan dalam firman-Nya, surat Al-Fajr ayat 27-30: Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh kepuasan dan ridha-Nya, bergabunglah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.